Bismillaahirrohmaanirrohiim
Ayat-ayat tentang Surga.
Allahعز و جل telah menggambarkan keadaan surga dalam banyak ayat Al Qur’an, di antaranya adalah firman-Nya,Artinya :
“Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan
(di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada
mereka): “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman[*]“. Dan
kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka,
sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas
dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka
sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya”.
(QS. Al Hijr: 45-48).
[*] sejahtera dari bencana dan aman dari malapetaka.
Dalam firman-Nya yang lain
“Dan
orang-orang yang beriman paling dahulu, Mereka itulah yang didekatkan
kepada Allah. Berada dalam jannah/surga kenikmatan. Segolongan besar
dari orang-orang yang terdahulu, Dan segolongan kecil dari orang-orang
yang kemudian[*]. Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan
permata, Seraya bertelekan di atasnya, berhadap-hadapan. Mereka
dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, Dengan membawa gelas,
cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, Mereka tidak
pening karenanya dan tidak pula mabuk, Dan buah-buahan dari apa yang
mereka pilih, Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan ada
bidadari-bidadari bermata jeli, Laksana mutiara yang tersimpan baik.
Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Mereka tidak
mendengar didalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan
yang menimbulkan dosa, Akan tetapi mereka mendengar Ucapan salam. Dan
golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada diantara
pohon bidara yang tak berduri, Dan pohon pisang yang bersusun-susun
(buahnya), Dan naungan yang terbentang luas, Dan air yang tercurah, Dan
buah-buahan yang banyak, Yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak
terlarang mengambilnya. Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan
langsung[**] Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta
lagi sebaya umurnya. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan,
(yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu. Dan segolongan
besar pula dari orang-orang yang kemudian”.
(QS. Al Wâqi’ah: 10-40).
[*] yang dimaksud adalah ummat sebelum nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dan ummat sesudah nabi Muhammad صلي الله عليه و سلم.
[**] Maksudnya: tanpa melalui kelahiran dan langsung menjadi gadis.
Semua
nikmat yang disebutkan dalam Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya, namanya
sama dengan yang dilihat di dunia. Tetapi, ketika di sebut benda-benda
ini, hanya sebagai penamaan agar dipahami oleh penduduk dunia. Adapun
hakekat yang sebenarnya dan hakekat kesenangan-kesenangan tersebut,
diserahkan kepada Allah Yang Maha Agung dan Maha Bijaksana.
Sifat-sifat Surga dalam Sunnah Shahihah
Rasulullah
صلي الله عليه و سلم telah menerangkan tentang sifat-sifat surga yang
dijanjikan Allah kepada orang-orang bertaqwa dengan keterangan yang
dalam, detail dan gamblang.
1. Pintu-pintu surga
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Di dalam surga
ada delapan pintu, di antaranya ada yang bernama Ar-Rayyân, tidak
akan dimasuki kecuali oleh orang-orang yang (rajin) berpuasa.” (HR. Bukhâri).
2. Tidak ada lagi kematian dalam surga
Rasulullah
صلى الله عليه و سلم bersabda, yang artinya : “Jika penduduk surga
telah memasuki surga, maka ada yang berseru, “Sesungguhnya kalian akan
tetap hidup dan tidak akan mati. Kalian akan tetap sehat dan tidak
akan sakit. Kalian akan tetap muda dan tidak akan tua. Dan kalian akan
tetap mendapat nikmat dan tidak akan mendapat kesusahan.” (HR. Muslim).
3. Sifat-sifat penduduk surga
Rasulullah
bersabda, yang artinya : ”Akan masuk surga sekelompok orang dalam
keadaan memiliki rambut yang sedikit, seakan-akan mata mereka bercelak,
yaitu berumur 33 tahun atau 30 tahun.” (Shahîhul Jâmi’: 7928).
“Akan masuk surga beberapa kaum yang hati mereka seperti burung (yaitu dari sisi kelembutan, ketakutan, dan kehormatan). (Shahîhul Jâmi’: 7924).
“Kaum
Mukminin di surga akan diberi demikian dan demikian dalam urusan
jimak (bersetubuh). Ada sahabat yang berkata, “Dia bertanya, “Wahai
Rasulullah! Apakah dia mampu untuk itu?” Nabi menjawab, “dia akan diberi
seratus kekuatan.” (Shahîhul Jâmi’: 7962).
4. Wanita-wanita penghuni surga
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Kalaulah
seorang wanita penduduk surga menampakkan dirinya kepada penduduk
dunia, niscaya dia akan menerangi antara keduanya dan bumi akan penuh
dengan wewangian. Dan sungguh penutup kepalanya lebih baik daripada
dunia dan seisinya.” (HR. Bukhâri).
5. Makanan dan minuman penduduk surga
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Para penduduk
surga akan makan dan minum di dalamnya. Mereka tidak buang air besar,
tidak beringus, tidak buang air kecil. Akan tetapi mereka hanya makan.
Suara kenyang yang keluar dari mulut mereka seperti bau misk. Mereka
diberikan kemudahan bertasbih seperti hembusan nafas (itu menjadi
pembawaan mereka).” (HR. Muslim).
“Sesungguhnya di surga ada lautan air, lautan madu, lautan susu, lautan khamr, kemudian berubah menjadi sungai.” (Shahîhul Jami’: 2118).
6. Kamar-kamar di surga
“Di
surga ada beberapa kamar yang luarnya bisa di lihat dari dalam dan
yang isinya bisa di lihat dari luar. Itu disediakan Allah bagi orang
yang memberikan makanan, melembutkan ucapan, selalu berpuasa dan shalat
di waktu malam ketika manusia sedang terlelap tidur.” (Shahîhul Jami’: 2119).
7. Kemah-kemah, taman-taman dan debu-debu surga
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Bagi kaum
mukminin di surga ada kemah dari permata yang terjalin. Panjangnya enam
puluh mil. Dan kaum mukminin di dalamnya akan mendapatkan keluarga
yang selalu digilirnya dan masing-masing tidak melihat yang lainnya.” (Bukhari Muslim / Muttafaqun ‘alaih).
Dalam
sebuah hadits tentang Mi’raj dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu
dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, yang artinya :
, “….Kemudian aku berjalan bersama Jibril hingga sampai ke Sidratul
Muntaha. Ternyata dia dilingkupi oleh warna-warni yang aku tidak tahu
apa itu. Beliau berkata, “Kemudian aku dimasukkan ke surga yang berisi
kemah-kemah dan kubah-kubah dari permata, ternyata debunya dari misk.” (Muttafaqun ‘alaih).
8. Pohon-pohon surga
Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Di surga ada
sebuah pohon yang bila seseorang berjalan dengan kendaraan yang paling
bagus dan mampu berjalan dengan lama seratus tahun, niscaya tidak akan
selesai melewatinya.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Rasulullah juga telah bersabda, yang artinya : “Tidak ada sebuah pohon pun di surga melainkan batangnya dari emas.” (Shahîhul Jami’: 5523).
9. Pasar di surga
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Di surga ada
sebuah pasar yang diramaikan hanya hari Jumat, maka ketika itu angin
berhembus dari utara, kemudian menerpa wajah-wajah mereka hingga
menjadi semakin indah. Maka mereka kembali kepada keluarga-keluarga
mereka dalam keadaan mereka juga semakin indah. Maka keluarga-keluarga
mereka berkata kepada mereka, “Demi Allah, kalian semakin indah setelah
kami tinggalkan.” Mereka juga berkata, “Kalian pun semakin indah.” (HR. Muslim).
10. Sungai-sungai di surga
Dari
Anas radiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah bersabda, yang artinya :
“Aku masuk ke dalam surga, ternyata di sana ada sebuah sungai yang
dipinggirnya ada kemah-kemah dan permata. Maka aku memukulkan tanganku
ke air yang mengalir itu. Ternyata airnya adalah misk yang sangat
harum. Maka aku bertanya, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Ini
adalah Al Kautsar yang diberikan Allah kepadamu.” (Shahîhul Jami’: 3260).
11. Kenikmatan penghuni surga yang paling agung
Nabi
shallallahu ,alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Bila penduduk
surga telah masuk ke surga dan penduduk neraka masuk ke neraka, maka
ada yang berseru, “Wahai penduduk surga! Sesungguhnya kalian memiliki
janji di sisi Allah yang ingin Dia tunaikan kepada kalian.” Maka mereka
bertanya, “Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan amal kebaikan
kami, memutihkan wajah-wajah kami, memasukkan kami ke dalam surga dan
menyelamatkan kami dari neraka?” Maka disingkaplah tirai, mereka pun
melihat kepada Allah. Demi Allah, Allah tidak pernah memberikan sesuatu
yang paling mereka cintai dan paling menyejukkan pandangan mereka
daripada melihat wajah-Nya.” (Shahîhul Jami’: 535).
SURGA DAN NERAKA
Nikmatnya Surga, Dahsyatnya Neraka
Salah
satu di antara pokok keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah
mengimani keberadaan Surga (Al Jannah) dan Neraka (An Naar). Salah
satunya berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Peliharalah
dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan
bagi orang-orang kafir. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka
yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan
surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya..” (QS. Al-Baqarah : 24-25).
Mengimani
surga dan neraka berarti membenarkan dengan pasti akan keberadaan
keduanya, dan meyakini bahwa keduanya merupakan makhluk yang dikekalkan
oleh Allah, tidak akan punah dan tidak akan binasa, dimasukkan ke
dalam surga segala bentuk kenikmatan dan ke dalam neraka segala bentuk
siksa. Juga mengimani bahwa surga dan neraka telah tercipta dan
keduanya saat ini telah disiapkan oleh Allah ta’ala. Sebagaimana firman
Allah Ta’ala mengenai surga (yang artinya), “..yang telah disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran : 133), dan mengenai neraka (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang kafir.”(QS. Ali Imran : 131).[1]
Oleh karena itulah, Al Imam Abu Ja’far Ath Thahawi (wafat 321 H)
menyimpulkan dalam Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, “Surga dan neraka adalah
dua makhluq yang kekal, tak akan punah dan binasa. Sesungguhnya Allah
telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan makhluq lain”[2].
Surga dan Kenikmatannya.
Allah
Ta’ala telah menggambarkan kenikmatan surga melalui berbagai macam
cara. Terkadang, Allah mengacaukan akal sehat manusia melalui
firman-Nya dalam hadits qudsi, “Kusiapkan bagi hamba-hambaKu yang sholih
(di dalam surga, -pen), yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak
pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati semua
manusia”, kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda:
“Bacalah jika kalian mau, ‘Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat
yang menanti, yang indah dipandang’ (QS. As-Sajdah : 17)”[3].
Di tempat lain, Allah membandingkan kenikmatan surga dengan dunia
untuk menjatuhkan dan merendahkannya. Rasulullahshallallaahu alaihi wa
sallam bersabda, “Tempat cemeti di dalam surga lebih baik dari dunia
dan seisinya”.[4]Kenikmatan surga juga Allah Ta’ala
gambarkan dengan menyebut manusia yang berhasil memasuki surga dan
selamat dari adzab neraka, sebagai orang yang beroleh kemenangan yang
besar. Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan (yang artinya), “Barangsiapa
taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam
surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di
dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS. An-Nisaa’ : 13)[5]
Berikut ini akan kami pilihkan beberapa sifat dan kenikmatan yang ada
di dalam surga secara ringkas. Semoga Allah mudahkan langkah kita
dalam menggapai surgaNya.
Penamaan Surga
Surga
(Al Jannah) secara bahasa berarti : kebun (al bustan), atau kebun
yang di dalamnya terdapat pepohonan. Bangsa Arab juga biasa memakai
kata al jannah untuk menyebut pohon kurma. Secara istilah, surga ialah
nama yang umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh
Allah bagi mereka yang menaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam
kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan
pandangan mata. Surga juga disebut dengan berbagai macam nama selain
Al Jannah, diantaranya : Darus Salam (Negeri Keselamatan;lihat QS. Yunus : 25), Darul Khuld (Negeri yang Kekal;lihat QS. Qaaf : 34), Jannatun Na’im (Surga yang Penuh Kenikmatan;QS. Luqman: 8), Al Firdaus (QS. Al Kahfi : 108), dan berbagai penamaan lainnya.[6]
Pintu-Pintu Surga
Surga
memiliki pintu-pintu. Dalam sebuah hadits dari shahabat Sahl bin
Sa’ad radhiyallaahu anhu dari Rasulullahshallallaahu alaihi wa sallam,
“Di dalam surga terdapat delapan pintu, di antaranya adalah Ar Rayyan.
Tidak ada yang memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa”[7].
Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu anhu, beliau berkata mengenai
lebar tiap pintu surga, “Rasulullah bersabda kepada kami bahwasanya
jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya sepanjang
perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari ketika orang
yang memasukinya harus berdesakan”.[8]
Tingkatan Surga
Rasulullah
shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya surga terdiri
atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara
langit dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad
di jalan-Nya”[9]. Tingkatan surga yang paling tinggi
ialah Firdaus. Nabi memerintahkan ummatnya untuk berdoa memohon Firdaus
melalui sabdanya, “Jika kalian meminta pada Allah mintalah kepadaNya
Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling utama,
dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga, di atasnya terdapat
‘Arsy Ar Rahman dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”[10]
Bangunan-Bangunan dalam Surga
“Tetapi
orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat
tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang
tinggi” (QS. Az-Zumar : 20). Dari Abu Musa Al Asy’ari
dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya
bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah yang terbuat
dari mutiara yang besar dan berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya
tinggal keluarganya, di sekelilingnya tinggal pula orang mukmin
lainnya namun mereka tidak saling melihat satu sama lain.”[11]
Makanan Penghuni Surga
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 20-21).
Adapun buah-buahan surga adalah sebagaimana yang difirmankan oleh
Allah Ta’ala (yang artinya), “Setiap mereka diberi rezki buah-buahan
dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘Inilah yang pernah
diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25).
Syaikh As Sa’diy rahimahullahmenjelaskan keserupaan dalam ayat diatas
dengan, “Ada yang berpendapat serupa dalam hal jenis, namun berbeda
dalam penamaan, ada pula yang berpendapat saling menyerupai satu sama
lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan semua
pendapat tersebut benar.”[12]
Minuman Penghuni Surga
“Sesungguhnya
orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari piala (berisi minuman)
yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang
daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya
dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6). Ibnu
Asyur menjelaskan mengenai kafur “Yaitu minyak yang keluar dari tanaman
mirip oleander yang tumbuh di negeri Cina, ketika usianya telah
mencapai satu tahun mengalir dari dahannya minyak yang disebut kafur.
Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air jadilah ia
minuman memabukkan”[13]. Oleh karena itu, “ka’san”
dalam ayat ini maksudnya ialah piala yang biasa menjadi wadah khamr,
sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Jalalain. Kata “ka’san” ini juga
dipakai dalam ayat, “Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas
(minuman) yang campurannya adalah jahe” (QS. Al Insan : 17)
dan maksudnya ialah minuman arak yang telah bercampur jahe, karena
bangsa Arab dahulu biasa mencampur arak dengan jahe untuk menghilangkan
bau busuk yang timbul darinya.
Dahsyatnya Neraka
Neraka
disiapkan Allah bagi orang-orang yang mengkufuri-Nya, membantah
syariat-Nya, dan mendustakan Rasul-Nya. Bagi mereka adzab yang pedih,
dan penjara bagi orang-orang yang gemar berbuat kerusakan. Itulah
kehinaan dan kerugian yang paling besar. Allah subhanahu wa ta’ala
berfirman, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan
ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada
bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Ali Imran : 192).
Demikian pula firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Sesungguhnya
orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka
sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.” Ingatlah yang demikian itu
adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az Zumar : 15). Itulah seburuk-buruk tempat kembali. “Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Furqan : 66)
Penamaan Neraka
An
Naar, neraka secara bahasa ialah kobaran api (al lahab) yang panas
dan bersifat membakar. Secara istilah bermakna, suatu tempat yang telah
disiapkan Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang-orang yang
mendurhakai-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya
Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang
menyala-nyala (neraka)” (QS. Al Ahzab : 64). Neraka memiliki beragam nama selain an naar, diantaranyaJahannam (lihat
QS. An Naba’ : 21-22), Al Jahim (QS. An Naziat : 36), As Sa’ir (QS.
Asy Syura : 7), Saqar (QS. Al Mudatsir : 27-28), Al Huthomah (QS. Al
Humazah : 4), dan Al Hawiyah (QS. Al Qari’ah : 8-11)
Pintu-Pintu Neraka
“Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.”(QS. Al Hijr : 44).
Pintu yang dimaksud ialah bertingkat ke bawah, hingga ke bawahnya
lagi, disediakan sesuai dengan amal keburukan yang telah dikerjakan,
sebagaimana ditafsirkan oleh Syaikh As Sa’diy.
Kedalaman Neraka
Dari
Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, “Kami bersama Rasulullah
shallallaahu alaihi wa sallam, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh.
Maka Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bertanya, ‘Tahukah kalian
apakah itu?’ Kami pun menjawab, ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui’.
Rasulullah berkata, ‘Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka
sejak tujuh puluh tahun lalu. Batu itu jatuh ke dalam neraka, hingga
baru mencapai dasarnya tadi’. [14]
Bahan Bakar Neraka
“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir .
Batu yang dimaksud dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dan
sebagian besar pakar tafsir dengan belerang, dikarenakan sifatnya yang
mudah menyala lagi busuk baunya. Sebagian pakar tafsir juga
berpendapat bahwa yang dimaksud batu di sini, ialah berhala-berhala
yang disembah, sebagaimana Allah berfirman (yang artinya),
“Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan
Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al Anbiya : 98)
Panas Api Neraka
Dari
Abu Hurairah radhiyallaahu anhu beliau berkata, “Rasulullah
shallallaahu alaihi wa salam bersabda, ‘Api kalian, yang dinyalakan oleh
anak Adam, hanyalah satu dari 70 bagian nyala api Jahannam. Para
shahabat kemudian mengatakan, ‘Demi Allah! Jika sepanas ini saja niscaya
sudah cukup wahai Rasulullah! Rasulullah menjawab, ‘Sesungguhnya
masih ada 69 bagian lagi, masing-masingnya semisal dengan nyala api
ini’”.
Makanan Penghuni Neraka
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar” (QS. Al Ghasiyah : 6-7).
Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan Ali bin Abi Thalhah,
dari Ibnu Abbas, “Itu adalah pohon dari neraka”. Said bin Jubair
berkata, “Itu adalah Az Zaqum (pepohonan berduri bagi makanan penghuni
neraka)”. Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud ialah batu.
Minuman Penghuni Neraka
“Di
hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah,
diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya” (QS. Ibrahim : 16-17).
Yaitu mereka diberi air yang amatlah busuk baunya lagi kental, maka
merekapun merasa jijik dan tidak mampu menelannya. “Diberi minuman
dengan hamiim (air yang mendidih) sehingga memotong ususnya” (QS. Muhammad : 47).
Hamiim ialah air yang mendidih oleh panasnya api Jahannam, yang mampu
melelehkan isi perut dan menceraiberaikan kulit mereka yang
meminumnya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dengan
air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan
juga kulit (mereka)” (QS. Al Hajj : 20).[15]
Mengingat Nikmat Surga dan Adzab Neraka Sumber Rasa Khusyu’ dalam Hati
Yahya
bin Mu’adz berkata, “Rasa takut di dalam hati bisa tumbuh dari tiga
hal. Yaitu senantiasa berpikir seraya mengambil pelajaran, merindukan
Surga seraya memendam rasa cinta, dan mengingat Neraka seraya menambah
ketakutan.” Hendaklah diri kita tidak pernah merasa aman dari adzab
neraka. Sulaiman At Taimi pernah berkata, “Aku tidak tahu apa yang
tampak jelas bagiku dari Rabbku. Aku mendengar Allah ‘azza wa jalla
berfirman, “Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah
mereka perkirakan”. (QS. Az Zumar : 47).[16] Semoga
tulisan ini dapat menambah rasa takut dan harap kita kepada Allah
subhanahu wa ta’ala, memotivasi kita untuk meningkatkan amal shalih,
dan menjauhi larangan-laranganNya.
——————————————
by: Sa'iid Abu Ibrohiim
[1]
A’lamus Sunnah Al Mansyurah (hal. 134-135). Syaikh Hafidz bin Ahmad Al
Hakami rahimahullah. Tahqiq : Ahmad bin Ali ‘Alusyi Madkhali. Cetakan
Maktabah Ar Rusyd.
[2] Bagaimana Cara Beragama yang Benar? Muhammad bin Abdurrahman Al-Khumais.
[3] HR. Bukhari [3244] dari shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu anhu
[4] HR. Bukhari [3250]
[5] Al-Yaumul Akhir : Al Jannatu wa An-Naar (hal. 117-118). Umar Sulaiman Al-Asyqar. Cetakan Daar An-Nafais.
[6]
Al Jannatu wa An Naar, Abdurrahman bin Sa’id bin Ali bin Wahf Al
Qahthani rahimahullahu ta’ala, dengan tahqiq : Sa’id bin Ali bin Wahf Al
Qahthani hafizhahullah
[7] HR. Bukhari [6/328] dan Muslim [8/32]
[8] HR. Muslim [2967]
[9] HR. Bukhari [6/11] dan Muslim [13/28]
[10] Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Takhrij Kitabus Sunnah [581]
[11] HR. Bukhari [6/318], Muslim [17/175], dan Tirmidzi [6/10]
[12] Taisir Karim Ar Rahman fii Kalam Al Mannan, Syaikh As Sa’di, Muassassah Ar Risalah. Asy Syamilah.
[13] At Tahrir wa At Tanwir, Ibnu Asyur, Mawqi’ At Tafasir. Asy Syamilah.
[14] HR. Muslim 2844
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.