Selasa, 20 Mei 2014

SURGA dan NERAKA.

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Ayat-ayat tentang Surga.

Allahعز و جل telah menggambarkan keadaan surga dalam banyak ayat Al Qur’an, di antaranya adalah firman-Nya,Artinya :

“Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam surga (taman-taman) dan (di dekat) mata air-mata air (yang mengalir). (Dikatakan kepada mereka): “Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera lagi aman[*]“. Dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan. Mereka tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan daripadanya”.
(QS. Al Hijr: 45-48).

[*] sejahtera dari bencana dan aman dari malapetaka.

Dalam firman-Nya yang lain

“Dan orang-orang yang beriman paling dahulu, Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah. Berada dalam jannah/surga kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu, Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian[*]. Mereka berada di atas dipan yang bertahta emas dan permata, Seraya bertelekan di atasnya, berhadap-hadapan. Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda, Dengan membawa gelas, cerek dan minuman yang diambil dari air yang mengalir, Mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk, Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan. Dan ada bidadari-bidadari bermata jeli, Laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. Mereka tidak mendengar didalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, Akan tetapi mereka mendengar Ucapan salam. Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan itu. Berada diantara pohon bidara yang tak berduri, Dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), Dan naungan yang terbentang luas, Dan air yang tercurah, Dan buah-buahan yang banyak, Yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya. Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan langsung[**] Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, (yaitu) segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu. Dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian”.
(QS. Al Wâqi’ah: 10-40).

[*] yang dimaksud adalah ummat sebelum nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dan ummat sesudah nabi Muhammad صلي الله عليه و سلم.
[**] Maksudnya: tanpa melalui kelahiran dan langsung menjadi gadis.

Semua nikmat yang disebutkan dalam Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya, namanya sama dengan yang dilihat di dunia. Tetapi, ketika di sebut benda-benda ini, hanya sebagai penamaan agar dipahami oleh penduduk dunia. Adapun hakekat yang sebenarnya dan hakekat kesenangan-kesenangan tersebut, diserahkan kepada Allah Yang Maha Agung dan Maha Bijaksana.

Sifat-sifat Surga dalam Sunnah Shahihah
Rasulullah صلي الله عليه و سلم telah menerangkan tentang sifat-sifat surga yang dijanjikan Allah kepada orang-orang bertaqwa dengan keterangan yang dalam, detail dan gamblang.

1. Pintu-pintu surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Di dalam surga ada delapan pintu, di antaranya ada yang bernama Ar-Rayyân, tidak akan dimasuki kecuali oleh orang-orang yang (rajin) berpuasa.” (HR. Bukhâri).

2. Tidak ada lagi kematian dalam surga
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda, yang artinya : “Jika penduduk surga telah memasuki surga, maka ada yang berseru, “Sesungguhnya kalian akan tetap hidup dan tidak akan mati. Kalian akan tetap sehat dan tidak akan sakit. Kalian akan tetap muda dan tidak akan tua. Dan kalian akan tetap mendapat nikmat dan tidak akan mendapat kesusahan.” (HR. Muslim).

3. Sifat-sifat penduduk surga
Rasulullah bersabda, yang artinya : ”Akan masuk surga sekelompok orang dalam keadaan memiliki rambut yang sedikit, seakan-akan mata mereka bercelak, yaitu berumur 33 tahun atau 30 tahun.” (Shahîhul Jâmi’: 7928).
“Akan masuk surga beberapa kaum yang hati mereka seperti burung (yaitu dari sisi kelembutan, ketakutan, dan kehormatan). (Shahîhul Jâmi’: 7924).

“Kaum Mukminin di surga akan diberi demikian dan demikian dalam urusan jimak (bersetubuh). Ada sahabat yang berkata, “Dia bertanya, “Wahai Rasulullah! Apakah dia mampu untuk itu?” Nabi menjawab, “dia akan diberi seratus kekuatan.” (Shahîhul Jâmi’: 7962).

4. Wanita-wanita penghuni surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Kalaulah seorang wanita penduduk surga menampakkan dirinya kepada penduduk dunia, niscaya dia akan menerangi antara keduanya dan bumi akan penuh dengan wewangian. Dan sungguh penutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhâri).

5. Makanan dan minuman penduduk surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Para penduduk surga akan makan dan minum di dalamnya. Mereka tidak buang air besar, tidak beringus, tidak buang air kecil. Akan tetapi mereka hanya makan. Suara kenyang yang keluar dari mulut mereka seperti bau misk. Mereka diberikan kemudahan bertasbih seperti hembusan nafas (itu menjadi pembawaan mereka).” (HR. Muslim).

“Sesungguhnya di surga ada lautan air, lautan madu, lautan susu, lautan khamr, kemudian berubah menjadi sungai.” (Shahîhul Jami’: 2118).

6. Kamar-kamar di surga
“Di surga ada beberapa kamar yang luarnya bisa di lihat dari dalam dan yang isinya bisa di lihat dari luar. Itu disediakan Allah bagi orang yang memberikan makanan, melembutkan ucapan, selalu berpuasa dan shalat di waktu malam ketika manusia sedang terlelap tidur.” (Shahîhul Jami’: 2119).

7. Kemah-kemah, taman-taman dan debu-debu surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Bagi kaum mukminin di surga ada kemah dari permata yang terjalin. Panjangnya enam puluh mil. Dan kaum mukminin di dalamnya akan mendapatkan keluarga yang selalu digilirnya dan masing-masing tidak melihat yang lainnya.” (Bukhari Muslim / Muttafaqun ‘alaih).

Dalam sebuah hadits tentang Mi’raj dari Anas bin Malik radiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, yang artinya : , “….Kemudian aku berjalan bersama Jibril hingga sampai ke Sidratul Muntaha. Ternyata dia dilingkupi oleh warna-warni yang aku tidak tahu apa itu. Beliau berkata, “Kemudian aku dimasukkan ke surga yang berisi kemah-kemah dan kubah-kubah dari permata, ternyata debunya dari misk.” (Muttafaqun ‘alaih).

8. Pohon-pohon surga
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Di surga ada sebuah pohon yang bila seseorang berjalan dengan kendaraan yang paling bagus dan mampu berjalan dengan lama seratus tahun, niscaya tidak akan selesai melewatinya.” (Muttafaqun ‘alaihi).
Rasulullah juga telah bersabda, yang artinya : “Tidak ada sebuah pohon pun di surga melainkan batangnya dari emas.” (Shahîhul Jami’: 5523).

9. Pasar di surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Di surga ada sebuah pasar yang diramaikan hanya hari Jumat, maka ketika itu angin berhembus dari utara, kemudian menerpa wajah-wajah mereka hingga menjadi semakin indah. Maka mereka kembali kepada keluarga-keluarga mereka dalam keadaan mereka juga semakin indah. Maka keluarga-keluarga mereka berkata kepada mereka, “Demi Allah, kalian semakin indah setelah kami tinggalkan.” Mereka juga berkata, “Kalian pun semakin indah.” (HR. Muslim).

10. Sungai-sungai di surga
Dari Anas radiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah bersabda, yang artinya : “Aku masuk ke dalam surga, ternyata di sana ada sebuah sungai yang dipinggirnya ada kemah-kemah dan permata. Maka aku memukulkan tanganku ke air yang mengalir itu. Ternyata airnya adalah misk yang sangat harum. Maka aku bertanya, “Apa ini wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Ini adalah Al Kautsar yang diberikan Allah kepadamu.” (Shahîhul Jami’: 3260).

11. Kenikmatan penghuni surga yang paling agung
Nabi shallallahu ,alaihi wasallam bersabda, yang artinya : “Bila penduduk surga telah masuk ke surga dan penduduk neraka masuk ke neraka, maka ada yang berseru, “Wahai penduduk surga! Sesungguhnya kalian memiliki janji di sisi Allah yang ingin Dia tunaikan kepada kalian.” Maka mereka bertanya, “Apakah itu? Bukankah Dia telah memberatkan amal kebaikan kami, memutihkan wajah-wajah kami, memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka?” Maka disingkaplah tirai, mereka pun melihat kepada Allah. Demi Allah, Allah tidak pernah memberikan sesuatu yang paling mereka cintai dan paling menyejukkan pandangan mereka daripada melihat wajah-Nya.” (Shahîhul Jami’: 535).


SURGA DAN NERAKA

Nikmatnya Surga, Dahsyatnya Neraka
Salah satu di antara pokok keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mengimani keberadaan Surga (Al Jannah) dan Neraka (An Naar). Salah satunya berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya..” (QS. Al-Baqarah : 24-25).

Mengimani surga dan neraka berarti membenarkan dengan pasti akan keberadaan keduanya, dan meyakini bahwa keduanya merupakan makhluk yang dikekalkan oleh Allah, tidak akan punah dan tidak akan binasa, dimasukkan ke dalam surga segala bentuk kenikmatan dan ke dalam neraka segala bentuk siksa. Juga mengimani bahwa surga dan neraka telah tercipta dan keduanya saat ini telah disiapkan oleh Allah ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala mengenai surga (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran : 133), dan mengenai neraka (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang kafir.”(QS. Ali Imran : 131).[1] Oleh karena itulah, Al Imam Abu Ja’far Ath Thahawi (wafat 321 H) menyimpulkan dalam Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, “Surga dan neraka adalah dua makhluq yang kekal, tak akan punah dan binasa. Sesungguhnya Allah telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan makhluq lain”[2].

Surga dan Kenikmatannya.
Allah Ta’ala telah menggambarkan kenikmatan surga melalui berbagai macam cara. Terkadang, Allah mengacaukan akal sehat manusia melalui firman-Nya dalam hadits qudsi, “Kusiapkan bagi hamba-hambaKu yang sholih (di dalam surga, -pen), yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati semua manusia”, kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: “Bacalah jika kalian mau, ‘Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang’ (QS. As-Sajdah : 17)”[3]. Di tempat lain, Allah membandingkan kenikmatan surga dengan dunia untuk menjatuhkan dan merendahkannya. Rasulullahshallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Tempat cemeti di dalam surga lebih baik dari dunia dan seisinya”.[4]Kenikmatan surga juga Allah Ta’ala gambarkan dengan menyebut manusia yang berhasil memasuki surga dan selamat dari adzab neraka, sebagai orang yang beroleh kemenangan yang besar. Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan (yang artinya), “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS. An-Nisaa’ : 13)[5] Berikut ini akan kami pilihkan beberapa sifat dan kenikmatan yang ada di dalam surga secara ringkas. Semoga Allah mudahkan langkah kita dalam menggapai surgaNya.

Penamaan Surga
Surga (Al Jannah) secara bahasa berarti : kebun (al bustan), atau kebun yang di dalamnya terdapat pepohonan. Bangsa Arab juga biasa memakai kata al jannah untuk menyebut pohon kurma. Secara istilah, surga ialah nama yang umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang menaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan pandangan mata. Surga juga disebut dengan berbagai macam nama selain Al Jannah, diantaranya : Darus Salam (Negeri Keselamatan;lihat QS. Yunus : 25), Darul Khuld (Negeri yang Kekal;lihat QS. Qaaf : 34), Jannatun Na’im (Surga yang Penuh Kenikmatan;QS. Luqman: 8), Al Firdaus (QS. Al Kahfi : 108), dan berbagai penamaan lainnya.[6]

Pintu-Pintu Surga
Surga memiliki pintu-pintu. Dalam sebuah hadits dari shahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallaahu anhu dari Rasulullahshallallaahu alaihi wa sallam, “Di dalam surga terdapat delapan pintu, di antaranya adalah Ar Rayyan. Tidak ada yang memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa”[7]. Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu anhu, beliau berkata mengenai lebar tiap pintu surga, “Rasulullah bersabda kepada kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari ketika orang yang memasukinya harus berdesakan”.[8]

Tingkatan Surga
Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya surga terdiri atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya”[9]. Tingkatan surga yang paling tinggi ialah Firdaus. Nabi memerintahkan ummatnya untuk berdoa memohon Firdaus melalui sabdanya, “Jika kalian meminta pada Allah mintalah kepadaNya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga, di atasnya terdapat ‘Arsy Ar Rahman dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”[10]

Bangunan-Bangunan dalam Surga
“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi” (QS. Az-Zumar : 20). Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah yang terbuat dari mutiara yang besar dan berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya tinggal keluarganya, di sekelilingnya tinggal pula orang mukmin lainnya namun mereka tidak saling melihat satu sama lain.”[11]

Makanan Penghuni Surga
“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 20-21). Adapun buah-buahan surga adalah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala (yang artinya), “Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25). Syaikh As Sa’diy rahimahullahmenjelaskan keserupaan dalam ayat diatas dengan, “Ada yang berpendapat serupa dalam hal jenis, namun berbeda dalam penamaan, ada pula yang berpendapat saling menyerupai satu sama lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan semua pendapat tersebut benar.”[12]

Minuman Penghuni Surga
“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari piala (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6). Ibnu Asyur menjelaskan mengenai kafur “Yaitu minyak yang keluar dari tanaman mirip oleander yang tumbuh di negeri Cina, ketika usianya telah mencapai satu tahun mengalir dari dahannya minyak yang disebut kafur. Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air jadilah ia minuman memabukkan”[13]. Oleh karena itu, “ka’san” dalam ayat ini maksudnya ialah piala yang biasa menjadi wadah khamr, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Jalalain. Kata “ka’san” ini juga dipakai dalam ayat, “Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe” (QS. Al Insan : 17) dan maksudnya ialah minuman arak yang telah bercampur jahe, karena bangsa Arab dahulu biasa mencampur arak dengan jahe untuk menghilangkan bau busuk yang timbul darinya.

Dahsyatnya Neraka
Neraka disiapkan Allah bagi orang-orang yang mengkufuri-Nya, membantah syariat-Nya, dan mendustakan Rasul-Nya. Bagi mereka adzab yang pedih, dan penjara bagi orang-orang yang gemar berbuat kerusakan. Itulah kehinaan dan kerugian yang paling besar. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Ali Imran : 192). Demikian pula firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.” Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az Zumar : 15). Itulah seburuk-buruk tempat kembali. “Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Furqan : 66)

Penamaan Neraka
An Naar, neraka secara bahasa ialah kobaran api (al lahab) yang panas dan bersifat membakar. Secara istilah bermakna, suatu tempat yang telah disiapkan Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang-orang yang mendurhakai-Nya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka)” (QS. Al Ahzab : 64). Neraka memiliki beragam nama selain an naar, diantaranyaJahannam (lihat QS. An Naba’ : 21-22), Al Jahim (QS. An Naziat : 36), As Sa’ir (QS. Asy Syura : 7), Saqar (QS. Al Mudatsir : 27-28), Al Huthomah (QS. Al Humazah : 4), dan Al Hawiyah (QS. Al Qari’ah : 8-11)

Pintu-Pintu Neraka
“Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.”(QS. Al Hijr : 44). Pintu yang dimaksud ialah bertingkat ke bawah, hingga ke bawahnya lagi, disediakan sesuai dengan amal keburukan yang telah dikerjakan, sebagaimana ditafsirkan oleh Syaikh As Sa’diy.

Kedalaman Neraka
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, “Kami bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh. Maka Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bertanya, ‘Tahukah kalian apakah itu?’ Kami pun menjawab, ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui’. Rasulullah berkata, ‘Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun lalu. Batu itu jatuh ke dalam neraka, hingga baru mencapai dasarnya tadi’. [14]

Bahan Bakar Neraka
“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir . Batu yang dimaksud dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dan sebagian besar pakar tafsir dengan belerang, dikarenakan sifatnya yang mudah menyala lagi busuk baunya. Sebagian pakar tafsir juga berpendapat bahwa yang dimaksud batu di sini, ialah berhala-berhala yang disembah, sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al Anbiya : 98)

Panas Api Neraka
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu alaihi wa salam bersabda, ‘Api kalian, yang dinyalakan oleh anak Adam, hanyalah satu dari 70 bagian nyala api Jahannam. Para shahabat kemudian mengatakan, ‘Demi Allah! Jika sepanas ini saja niscaya sudah cukup wahai Rasulullah! Rasulullah menjawab, ‘Sesungguhnya masih ada 69 bagian lagi, masing-masingnya semisal dengan nyala api ini’”.

Makanan Penghuni Neraka
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar” (QS. Al Ghasiyah : 6-7). Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas, “Itu adalah pohon dari neraka”. Said bin Jubair berkata, “Itu adalah Az Zaqum (pepohonan berduri bagi makanan penghuni neraka)”. Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud ialah batu.

Minuman Penghuni Neraka
“Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya” (QS. Ibrahim : 16-17). Yaitu mereka diberi air yang amatlah busuk baunya lagi kental, maka merekapun merasa jijik dan tidak mampu menelannya. “Diberi minuman dengan hamiim (air yang mendidih) sehingga memotong ususnya” (QS. Muhammad : 47). Hamiim ialah air yang mendidih oleh panasnya api Jahannam, yang mampu melelehkan isi perut dan menceraiberaikan kulit mereka yang meminumnya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka)” (QS. Al Hajj : 20).[15]

Mengingat Nikmat Surga dan Adzab Neraka Sumber Rasa Khusyu’ dalam Hati
Yahya bin Mu’adz berkata, “Rasa takut di dalam hati bisa tumbuh dari tiga hal. Yaitu senantiasa berpikir seraya mengambil pelajaran, merindukan Surga seraya memendam rasa cinta, dan mengingat Neraka seraya menambah ketakutan.” Hendaklah diri kita tidak pernah merasa aman dari adzab neraka. Sulaiman At Taimi pernah berkata, “Aku tidak tahu apa yang tampak jelas bagiku dari Rabbku. Aku mendengar Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan”. (QS. Az Zumar : 47).[16] Semoga tulisan ini dapat menambah rasa takut dan harap kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, memotivasi kita untuk meningkatkan amal shalih, dan menjauhi larangan-laranganNya.
——————————————
 by: Sa'iid Abu Ibrohiim

[1] A’lamus Sunnah Al Mansyurah (hal. 134-135). Syaikh Hafidz bin Ahmad Al Hakami rahimahullah. Tahqiq : Ahmad bin Ali ‘Alusyi Madkhali. Cetakan Maktabah Ar Rusyd.

[2] Bagaimana Cara Beragama yang Benar? Muhammad bin Abdurrahman Al-Khumais.

[3] HR. Bukhari [3244] dari shahabat Abu Hurairah radhiyallaahu anhu

[4] HR. Bukhari [3250]

[5] Al-Yaumul Akhir : Al Jannatu wa An-Naar (hal. 117-118). Umar Sulaiman Al-Asyqar. Cetakan Daar An-Nafais.

[6] Al Jannatu wa An Naar, Abdurrahman bin Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani rahimahullahu ta’ala, dengan tahqiq : Sa’id bin Ali bin Wahf Al Qahthani hafizhahullah

[7] HR. Bukhari [6/328] dan Muslim [8/32]

[8] HR. Muslim [2967]

[9] HR. Bukhari [6/11] dan Muslim [13/28]

[10] Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Takhrij Kitabus Sunnah [581]

[11] HR. Bukhari [6/318], Muslim [17/175], dan Tirmidzi [6/10]

[12] Taisir Karim Ar Rahman fii Kalam Al Mannan, Syaikh As Sa’di, Muassassah Ar Risalah. Asy Syamilah.

[13] At Tahrir wa At Tanwir, Ibnu Asyur, Mawqi’ At Tafasir. Asy Syamilah.

[14] HR. Muslim 2844

Tidak ada komentar: